Ada Apa dengan Dosen TI dan Mahasiswa EL Juni 14, 2007
Posted by irvan132 in Kampus.trackback
Saya tegaskan tulisan saya ini bukan untuk mencela atau mengejek siapa pun. Saya bukan siapa-siapa, hanya seorang mahasiswa. Jadi, kalau ada yang tersinggung atas tulisan ini, saya minta maaf. Itu jelas bukan maksud saya. 😛 Lagi pula, saya sangat respect dengan jurusan Teknik Industri. Disamping karena nama besarnya, mahasiswi-mahasiswi TI-nya itu bisa membuat segar suasana kampus (ha ha ha).
Tadi siang, sekitar jam 2, saya melihat salah satu status YM (Yahoo Messenger) teman saya. Saya baca bahwa kata-kata yang dia tulis sangatlah keras. Sangat tidak puas. Saya tidak perlu tulis statusnya (he he he), takut menyinggung orang lain. Teman saya ini adalah adik kelas saya di jurusan EL. Dia angkatan 2005, dan ingin masuk ke subjur teknik telekomunikasi. Saya sempat berbicara dengan dia via YM. Dia berkata bahwa nilai mata kuliah MI (Manajemen Industri) adalah D. Artinya, failled atau tidak lulus. Dia sangat kesal. Ternyata berkas ujian tidak diperiksa karena laptop si dosen rusak. Sebagai informasi, dosen mata kuliah tersebut adalah Pak Herman (dari Teknik Industri). Teman saya berkata bahwa mahasiswa yang mau melihat berkas ujian akan dikurangi nilainya. Dengan begitu, tak satupun ada mahasiswa yang berani bertanya. Ya sudah, mereka pasrah menerima nasib. Nilai yang keluar ternyata “ajaib”. Ajaib dalam arti kata yang tidak semestinya. 😀 Kadang-kadang, ada juga mahasiswa yang senang mendapat nilai “ajaib”, termasuk saya (ha ha ha).
Saya tanya kembali, ternyata yang mendapat nilai A hanya mahasiswa wanita. Hmm, ada apa ini? (khas Benu Buloe, 😛 ) Untuk hal ini, saya tidak mau ambil pusing. Saya bukan orang yang suka berpikiran buruk. Dari sini, saya mulai bertanya. Apakah benar dosen jurusan TI sentimen dengan mahasiswa EL? Ini sudah menjadi rahasia umum. Dari tahun ke tahun. Saya tidak tahu asal cerita ini. Tiba-tiba saja, ada setiap tahun. Kalo menurut saya, untuk memperoleh ilmu dan nilai, tergantung dari dosen. Saat mengambil mata kuliah MI dulu, dosen saya Pak Budiarto. Dia memberi nilai secara fair. Tergantung nilai tugas, nilai ujian, dan nilai proyek akhir. Dan cara penilaian sangat jelas. Saya tidak tahu jika dosen lain yang mengajar. Tentang masalah sentimen oleh dosen, saya juga masih belum jelas. Mungkin di jurusan lain hal ini ada, atau malah baik-baik saja. Saya juga bingung.
Salam,
-IT-
aduh, hari gini dosen masih gak transparan?
kopi paste di milis itb ah…
ah.. biasa mah di ITB, kekuasaan dosen tidak tak terbatas.
perasaan, nilai D di S1 itu masih lulus deh. kalau E baru gak lulus.
kecuali kalau S2, D emang gak lulus.
om wikan, di sbm D itu ga lulus loh
@ All
hmm, gara2 laptop rusak doang, masak ga ada back-up nya. Mestinya adalah, kan sistem kita masih terdistribusi. Benar kata om Rendy, semenjak angkatan 2004, mahasiswa yang mendapat nilai D dan E dinyatakan tidak lulus. Semoga aja nantinya ada perbaikan dari dosen yang bersangkutan.
-IT-
Iya betul Om rendy, klo D sekarang udah termasuk nilai yang harus diulang, mungkin beda klo masih dalam tahap TPB (soalnya saya pernah 😦 ), D itu masih dianggap lulus. Tapi setahu saya setelah memasuki jurusan (departemen atau sekolah) masing-masing nilai D itu memang dianggap belum lulus.
Protes tertulis dong, enak amat kayak gitu. Masa udah bayar mahal pelayanannya kayak gitu.
Pak Herman tuh nama lengkapnya Bambang Hermanto bukan ? dulu anak2 IF juga kebanyakan nilainya dapet B n C dibandingkan A…tapi kami semua pasrah aja…tapi klo berkas ujian ga diperiksa gara2 laptop rusak mah ga make sense banget…apalagi klo ada pengurangan nilai saat peserta kelas menuntut transparansi nilai….terlihat seperti sebuah ancaman…
Samperin ke kantornya. Kalau susah ketemu, samperin ke rumahnya. Kalau ngga mau ditemui, cegat di jalan.
@ All
Bener itu dosennya kayaknya. Gw juga kurang jelas. Wah, protes tertulis ke sapa Bang Enda? Repot ah, kan mahasiswa ITB cuma bisa “nurut” aja. Emang, nadanya seperti ancaman. Untuk mahasiswa jangan maen kasar ah, udah kuno. 😀
-IT-
waktu aku ngambil MI dulu juga gitu.. nilainya mencengangkan dan banyak anak EL yang gak lulus (D).. dosennya sih enak, waktu pertemuan pertama seneng banget denger beliau ngajar, pengetahuannya luas banget, tapi selanjutnya, mungkin karena kesibukan, dari sekitar 16 kali pertemuan, beliau cuman masuk 3/4 kali sahaja.. wew..
anda sudah betul mengutarakan unek-uneknya lewat blogs, memang susah untuk menampung aspirasi kita selain menumpahkan semua diblog, sukur-sukur ada yang berwenang yang membacanya tapi kalau tidak ada, kita sudah mencoba mengutarakan perasaan kita.
fakta? atau rumor?
Aku pikir, kalau ini adalah fakta – dan ada bukti2nya -, maka seharusnya ada jalur ‘hukum’ yang bisa digunakan …
wah, ini nih yang sangat disayangkan… =(…
eh, btw… nilai si adik kelas D kan? artinya, kalau sekarang melihat berkas ujian juga tidak akan berpengaruh kan? tetep gak lulus… ya periksa aja kalo gitu hehehehe…
*jadi inget nilai2 jaman kuliah dulu… transparan… tapi parah… banyakan C dan D daripada B dan A.. untung waktu itu nilai D masih bisa lulus hehehe…
@ all
itu semua fakta Mas. semoga aja ada dosen yang baca. tetapi, saya masih belum menghubungi adik kelas saya itu, kayaknya dia masih terpukul banget. 😀
-IT-
everyone needs a hug (;
sudah coba melihatnya dari perspektif sang dosen? gmana sikap kita slaku mahasiswa jika jd dosen seperti itu?
@ All
tadi gw sudah sempet YM-an sama anaknya. ternyata si dosen memberikan tugas kepada mahasiswa yang tidak lulus. kata temen saya ini tugasnya membuat sebuah program. saya juga tidak tau secara pasti. yang jelas, mungkin ini solusi yang tidak merugikan kedua pihak. semoga baik-baik saja. 😀 mungkin si dosen udah mulai sadar tuh.
-IT-
hahahaha gw pernah jadi ketua kelas tu dosen
emang aneh sifatnya
cara ngasi nilainya jg aneh
pokoknya kalo lo g kerja keras buat dy
ato bikin good impression
nilainya ngasal
kebanyakan proyek berduit besar
dia jg salah satu yang sidang anak S2,S3 di TI
gw di tlp malem2 buat ngasitau NIM spy nilai gw jadi bagus
hahahahahahaa!
@ Mid2x
hmm, ada KKN juga ya. 😀 Asik dah. Kebetulan lo lagi hoki kali ya.
-IT-
wah bagaimana nih ITB?
masa kampus yang banyak jadi acuan kampus lain di Indonesia masih begitu juga? Semoga ditindaklanjuti dengan baik dan bijaksana oleh pihak kampus.
bukan itb doang kali… beberapa universitas lainnya juga begitu… misalnya : unpa…., up…. malu ah kalo di sebutin. untungnya g bukan dari universitas negeri. 🙂
@ Abud
iya ini sedang diurus. tapi saya belum tahu kelanjutannya. belom dikabari. 😀
@ Chandra
wah, ada juga ternyata di kampus lain ya. hmm. 😦
-IT-
mmm, pak Herman itu pak Bambang Hermanto ato pak Herman Rahadian Soetisna? kalo pak Bambang orangnya baik banget. aku telat ngumpulin tugas masih dapet B. dan nilainya masuk akal bgt gak pandang jurusan. A B C.
mungkin kalo perlu laporin aja ke kadep. good luck pals!