jump to navigation

SARA di Kalangan Anak-anak Juni 20, 2007

Posted by irvan132 in Kehidupan.
add a comment

Isu SARA (Suku, Agama, dan Ras) masih ada di kalangan masyarakat. Tapi, kali ini bukan terjadi pada orang dewasa, tetapi pada anak-anak. Hmm, bagaimana hal itu bisa terjadi ? Apakah pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak-anak masih belum mencapai sasaran ? Saya juga tidak tahu. Tulisan ini merupakan potret yang ada di dalam kehidupan kita. Ini nyata. Saya melihat kejadian ini kemarin sore. Saya juga tidak bermaksud untuk menyinggung agama mana pun. Saya orang yang cinta damai. PEACE. ๐Ÿ˜€ Saya tegaskan sekali lagi bahwa saya sangat mengecam orang yang bersikap rasialis.

Seperti biasa, saya keluar dari kantor jam 5.15 sore. Saya dan Firman pulang ke kos-kosan dengan berjalan kaki. Betapa sulitnya hidup ini untuk saya, kuliah jalan dan ke kantor pun juga jalan. ๐Ÿ˜› Tapi, begitulah hidup. Yang penting semangatnya (he he he). Saat saya tiba di persimpangan jalan menuju kos-kosan saya, di situ terdapat anak-anak yang sedang bermain. Mereka sedang bermain sepeda. Ada 3 orang anak. Karena sebentar lagi waktu Sholat Maghrib, ada salah satu anak yang berbicara bahwa ayo kita pulang, sebentar lagi azan. Selesai berbicara itu, anak lain sepertinya menyangkal. Dia berkata bahwa hei, kamu jangan ngomong azan, kamu kan orang yang beragama X. Kira-kira begitulah intinya. Wah, mendengar itu, saya dan Firman tersentak sekaligus terkejut. Kenapa anak-anak kecil sudah bersikap seperti itu ? Bagaimana jika mereka sudah dewasa nanti ? Saya tidak membayangkan hal itu, takut.

Untuk menambah pengetahuan, saya tambahkan contoh lain. Ini pengalaman pribadi saya. Saya merupakan muslim. Ketika kecil, saya dianjurkan tidak memasuki rumah teman saya yang beragama X. Saat itu, teman saya yang memperingatkan saya. Karena masih kecil, saya tidak berpikir panjang. Saya mau saja mengikuti anjuran teman saya itu. Hmm, saya benar-benar masih bodoh waktu itu. ๐Ÿ˜› Tidak ada salahnya kita saling mengunjungi teman kita. Walaupun dia berbeda keyakinan dengan kita. Anggap saja hal itu untuk mempererat tali silaturahmi. Saya juga tidak tahu dari mana asal anjuran teman saya itu. Jika saya lihat sekarang, anjuran yang bersifat SARA masih ada. Kenapa masih ada sampai sekarang ? Siapa yang menyebarkan ? Siapa yang bertanggung jawab nantinya ? Saya juga tidak tahu. Yang pasti, pendidikan moral dan agama harus diterapkan. Terserah bagaimana caranya. Yang penting harus ada. Pilih metode pendidikan yang dianggap paling cocok. Jangan sampai kita semua yang rugi karena isu SARA di kalangan anak-anak.

Salam,

-IT-