Memberi Pelajaran Kepada Pengamen Desember 27, 2007
Posted by irvan132 in Keluh Kesah.Tags: tipuan, trik
trackback
Pengamen dapat menghibur kita di kala suntuk, namun dapat pula menjadi orang yang paling menjengkelkan dalam suatu kondisi tertentu. Kali ini, saya memiliki pengalaman nomor 2, ketika saya sangat jengkel dengan kehadiran pengamen.
Kemarin, saya naik salah satu bus kota (DAMRI) menuju pasar. Yang namanya bus kota, semua orang bebas hilir mudik. Baik itu penumpang, pengamen, bahkan pencopet, semua bisa berada di dalam satu bus. Saat itu, suasana benar-benar panas terik. Ditambah dengan kondisi bus yang penuh sesak, suasana sangat tidak bersahabat.
Kemudian, naiklah seorang pemuda. Sepertinya seumuran saya, dengan perawakan seperti orang yang sedang mabuk. Ternyata, pemuda ini melantunkan sebuah lagu yang tidak jelas maksudnya. Bagaimana tidak, dia sepertinya malas sekali menyanyi, nadanya tidak jelas, apalagi pitch control. 😀 Lalu, saya tersadar bahwa orang ini sedang mengamen. Jujur saja, orang itu sangat tidak layak disebut sebagai seorang pengamen. Menurut saya, memalukan profesi sebagai pengamen.
Ketika selesai “mengamen”, tingkahnya makin menjengkelkan penumpang bus. Dia sedikit memaksa saat meminta uang dari penumpang. Yang lucu, dia menggunakan bungkus permen sebagai tempat mengumpulkan uang. Aneh saja saya melihatnya, dengan kualitas mengamen yang buruk, pemuda itu masih berharap orang memberinya uang yang banyak. Saya berkata di dalam hati bahwa lebih baik menggunakan gelas plastik saja atau topi kalau kualitas mengamen anda masih seperti ini. 😦
Dari pertama kali melihatnya tampil, saya sudah malas. Saya tidak akan memberinya uang karena penampilannya yang buruk. Ya sudah, saya menggunakan sebuah trik untuk berpura-pura memberinya uang. Saya tahu ini salah, tetapi lebih baik memakai trik ini daripada memancing keributan di dalam bus karena uang 500 atau 1.000 rupiah. Triknya seperti ini: saat pengamen tersebut mendekati saya, saya sedikit berakting mengambil uang di kantung celana saya. Lalu, tangan saya dalam posisi menggenggam sesuatu. Anggap saja, sedang menggenggam uang kertas, padahal saya tidak menggenggam apa-apa. Setelah berhasil, langsung saja saya masukkan tangan saya ke dalam bungkus permen milik pengamen itu. Dengan sedikit memakai wajah yang serius, pengamen itu berlalu dari hadapan saya tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi. 😀
Untuk melakukan trik ini, diperlukan beberapa syarat yaitu:
Syarat wajib : Tempat mengumpulkan uang pengamen harus tertutup (tidak transparan), seperti bungkus permen.
Syarat cukup : Anda harus bisa sedikit akting dan memiliki keberanian melakukan trik ini. Jangan gugup!
Jika ada pengamen yang membaca tulisan ini, saya mohon maaf. Saya sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya memberi “pelajaran” kepada pengamen yang tidak benar melakukan tugasnya. Saya sangat respect terhadap pengamen, apalagi jika pengamen tersebut mampu menyanyi dengan baik dan mampu membuat orang terhibur. Salut untuk pengamen.
Disclaimer : Jangan menggunakan trik ini di rumah. Gunakan saat anda berada di dalam bus atau angkot. Khusus untuk yang bernyali saja. 😛
Salam,
-IT-
Ada syarat yang ketinggalan: kantong permen itu mesti sudah terisi lebih dahulu (artinya kita bukan “mangsa” pertama)… Ya nggak?
haha,,bole jg ni triknya,,salut dh lo pny nyali ama tu pengamen yg beler abz,,hehe,,setuju gw,skali2 pngamen yg asal ngamen prlu dksi pljran,,kira2 gw pny nyli gk y nglakuin trik ini:p
bob, kalo yang ngamen orang gila ga jelas yang waktu itu di belakang kampus pigimana? ada trik khusus yang laen? kabur aja kita? hahahaha 😀
@ ikram
yoi, bener banget. pokoknya harus ada yang udah ngasih duit duluan. hehehe.
@ de2s
wkakaka. sebaiknya dipake kalo lagi terdesak aja. 😀
@ ridwan
hahaha. kalo itu mah, nyerah gw. soalnya dia udah pake ayat2 yang ga jelas. jurus paling ampuh ya kabur aja. 🙂
-IT-
wahh, bung irvan, saya merasa tersinggung nih, solanya saya pengamen juga, tepatnya pengamen komentar 😀
tukeran linknya donk
@ riesal
hahaha, maaf2. saya ga bermaksud begitu. 😀
oke, tukeran link kita.
-IT-
IMHO lagi:
NGAMEN awalnya adalah singkatan kata, kepanjangan dari:
NGAsah MENtal.
Saleum
@ tys
hahaha. kalo gitu, pengamen dan orang yang mendengar sama2 Ngamen dong.
-IT-
“hahaha. kalo gitu, pengamen dan orang yang mendengar sama2 Ngamen dong.
-IT-”
Yup.., anda bijak bila melihatnya seperti itu…, hmm.. tapi.. trik anda juga sebenarnya sudah menunjukan kebijaksanaan anda..
gudlak & tekker
Saleum
Sayang sekali memang jika mengamen disebabkan karena malas mencari/ mendapatkan pekerjaan lain yg barangkali lebih pantas.
Bedanya apa ya,antara ngamen memohon pemberian dengan imbalan “menghibur”? , atau,” bagi gw duit, kalo ngga gw ganggu lho ma jreng- jreng”,
Pengamen: satu bis misalnya dapat 3000. Lima kali naik bis sehari, dapat 15000. Sebulan ngamen 450000. Mungkin juga dapat lebih. Ongkos angkutan bisa gratis.
Guru honorer: ngajar 20 jam seminggu, honornya dihitung 20 jam juga sebulan. Kalo dirata-rata (tergolong baik) 1 jam 20000. Sebulan 400000. Mungkin juga lebih kecil. Ongkos angkutan, ya harus bayar.
Profesi kecil lain: ?
…
Siapa yang seharusnya disumbang?
Yap, kadang pengamen bikin jengkel. Tapi gimana yah sekarang makin banyak aja pengamen yang asal (pengamen anak dibawah umur 10 tahun), kalo ngeliatnya sih simpati tapi bingung kok makin banyak. Ada gak ya tindakan (solusi) terbaik buat mereka?
bagus nie, artikelnya, cocok bgd yaa..ma keadaan gw kmaren, pas bgd..hahaha, sama bgd
Memberi sesuatu sebenarnya hanya keiklhasan saja….jika tdk berniat memberi sebaiknya, tdk usah ….. toh para pengamen juga ngerti,,,,jika kita pura2 memberi….berarti sama aja sprti pengecut yg sembunyi di balik topeng…. kalo benar2 berani….tunjukkan sikap diam…. bilang gak …. thanks
jika negeri ini menerapkan syari’at islam, insya Allah sejahtera dunia dan akhirat, dan memungkinkan profesi pengamen/pengemis menjadi musnah
kunjungi blog saya ya
ngobrolislami.wordpress.cim
Gak asyik ah…!!!
mendingan jadi anak PUNK milinium….
I am Sorry … cuma canda doang